Pada pelaksanaan
dilapangan, seringkali system bekisting yang akan diterapkan diserahkan
sepenuhnya kepada mandor yang mengerjakan. Hal ini tidak salah sepenuhnya
mengingat mandor tersebut dalam pengajuan harga tentunya sudah memperhitungkan
system bekisting yang akan dia gunakan. Namun hal ini menjadi masalah apabila
mandor tersebut belum pernah mengerjakan pekerjaan yang dimaksud. Mungkin untuk
target “asal jadi” mandor tersebut akan mampu menyelesaikan, namun untuk
mencapai target waktu yang telah ditentukan akan menjadi masalah apabila system
bekisting yang disiapkan tidak efektif dan efisien.
Pada
dasarnya efektifitas dan efisiensi sebuah system bekisting, salah satunya,
dapat diukur dari seberapa banyak konstruksi pendukung yang dibutuhkan. Semakin
banyak konstruksi pendukung yang dibutuhkan, akan semakin banyak menyerap
tenaga kerja yang membuat tingkat produktifitas semakin rendah yang secara
langsung mengakibatkan durasi pelaksanaan yang semakin lama
1.1 LATAR BELAKANG
Tidak semua mandor memiliki pengalaman dalam
pengerjaan konstruksi tinggi. Hal ini mengakibatkan kemampuan mereka membaca
dan memikirkan suatu system bekisting yang sesuai dengan gambar desain yang
disodorkan pada mereka menjadi kurang. Mereka hanya akan memikirkan suatu
metode sesuai dengan pengalaman mereka.
Dalam hal ini, peran dari team proyek untuk
memberikan gambaran metode-metode bekisting yang tepat-guna akan sangat
membantu mandor tersebut, baik dalam masa persiapan untuk mobilisasi material
dan mobilisasi tenaga maupun masa konstruksinya sendiri.
Dari sisi kepentingan proyek, system bekisting
yang tepat guna akan memberikan dampak yang signifikan dalam hal kecepatan
pekerjaan dan pada umumnya akan memberikan performance yang baik dalam hal
tampilan produk. Penyelesaian pekerjaan yang cepat akan memberikan kesempatan
pada proyek untuk melakukan efisiensi biaya dan menghindari overhead cost, sedangkan tampilan yang bagus akan mengurangi pekerjaan
finishing.
1.2 PERMASALAHAN
Dari sisi mandor, akibat belum pernah
melaksanakan pekerjaan climbing, dia tidak mengetahui system bekisting yang
sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan. Sedangkan dari sisi proyek, seringkali
menganggap bahwa mandor sudah tahu cara bekisting yang terbaik untuk pekerjaan
tersebut. Akibatnya, saat material mandor sudah sampai dan mandor sudah
melaksanakan system bekisting yang direncanakan oleh mandor tersebut, barulah
dirasakan bahwa progress begitu lambat.
Seringkali solusi yang diambil adalah dengan
penambahan sumber daya tenaga. Namun tidak semua kondisi, dalam hal waktu, bisa
tersedia tenaga yang memiliki skill dalam jumlah yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, perencanaan awal dan
komunikasi yang baik dari team proyek beserta mandor dalam hal desain bekisting
akan menghasilkan produk yang cepat dan bagus tanpa terlalu bergantung kepada
jumlah tenaga kerja.
nice inpoh gan
BalasHapus